Friday, November 10, 2017

thumbnail

Nasib taman makam pahlawan Indonesia di Timor Leste

Nasib taman makam pahlawan Indonesia di Timor Leste



BABEINDO -  Gesitnya pembangunan disertai keberadaan makam yang tak terurus di Timor Leste, membuat warga Eks Provinsi Timor-Timur khawatir akan keberadaan jasad sanak saudara mereka yang gugur pasca jajak pendapat Tahun 1999 silam.

Senin 25 September 2017 lalu, ribuan warga eks timor-timur menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor gubernur Nusa Tenggara Timur.

Ada delapan tuntutan yang disuarakan kepada pemerintah Indonesia, untuk ditindaklanjuti. Salah satunya adalah, pemindahan jasad para pahlawan yang gugur dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di Timor Leste.

Di Timor Leste, ada 12 Taman Makam Pahlawan milik Indonesia yang tersebar di 12 distrik. Salah satunya di distrik Liquisa, sekitar 30 kilometer sebelah barat kota Dili.

Kondisi makam yang tak terurus disertai gesitnya pembangunan di Timor Leste, membuat para demonstran yang tergabung dalam Uni Timor Aswain atau Untas di Kupang menuntut agar jenazah-jenazah yang ada di Taman Makam Pahlawan di Timor Leste, dipindahkan ke Indonesia.

Keberadaan taman makam pahlawan Indonesia di Timor Leste, merupakan salah satu masalah yang dibahas oleh Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) Indonesia-Timor Leste.

KKP merupakan Komisi Independen yang dibentuk untuk membahas dan memberikan rekomendasi atas masalah-masalah sisah atau residual problem, pasca jajak pendapat Tahun 1999. Dalam salah satu rekomendasinya, KKP mendukung keputusan pemerintah kedua negara untuk tetap mempertahankan, dan mengelompokkan Taman Makam Pahlawan di beberapa tempat.

Direktur Centro Nacional Chega, Hugo Fernandez ketika ditemui di Dili, Timor Leste, Jumat (27/10) mengatakan, dirinya secara pribadi yang bekerja di Pusat Memory Timor Leste tidak ingin makam-makam tersebut dipindahkan keluar dari Timor Leste. Menurutnya, ini akan menjadi pelajaran bagi generasi berikut bahwa ada sejarah antar kedua negara.

"Saya kira biarkan di sini untuk menjadi pelajaran ya, bahwa anak-anak yang akan datang ini akan menjadi pelajaran bahwa pada periode tertentu itu ada sejarah kedua bangsa ini dengan meninggalkan jejak jejak sejarah seperti ini. Saya kira Indonesia memahami ini sehingga aksi nyatanya ya yang ditunjukan bulan lalu, Panglima TNI ke sini tidak meminta untuk membongkar tapi merehabilitasi," ujarnya.



Hal yang sama juga diungkapkan keluarga gubernur pertama pembentukan Provinsi Timor Timur, Arnoldus Dos Reis Araujo tidak ingin makam pendiri partai Apodeti pro integrasi itu keluar dari Timor Leste. Menurut Yosefina Da Silva Barros yang lebih memilih Indonesia dan saat ini menetap di Kupang kepada merdeka.com, mengungkapkan, ini merupakan tugas besar pemerintah Indonesia dan Timor Leste untuk mencari solusinya.

"Bagaimana pun dengan memindahkan makam para pahlawan yang gugur ini ke sini juga belum tentu dapat menyelesaikan masalah Timor Timur. Karena ada ikatan emosional, ada ikatan leluhur kita, kita dilahirkan di sana segala sesuatu, aset segala macam tanah dan sebagainya rumah dan sebagainya ditinggalkan di sana. Tidak mungkin kita memindahkan para leluhur kita yang dikuburkan di sana tentu begitu gampang, itu tidak mungkin," kata Josefina ketika ditemui di kediamannya di perumahan RSS Baumata, Minggu (22/10).

Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste, Sahat Sitorus, Kamis (26/10) di Dili mengatakan, ada 12 Taman Makam Pahlawan Indonesia yang tersebar di Timor Leste. Tidak hanya TNI yang dimakamkan di sana, namun ada juga ribuan simpatisan pro integrasi.

"Tantangannya tentu bukan masalah politik sih, karena memang kita harus lakukan komunikasi dengan Kementerian Luar negeri Timor Leste dan juga Indonesia dalam hal ini Menkopolhukam, TNI ya. Tentu kita datang ke rumah saudara kita, harus bawa diri atau kebiasaan di sini disebut apa bagaimana caranya memindahkan kerangka yang merupakan penghargaan," ucap Sahat.

(baca juga : cheat domino qq online indonesia terbaru tahun 2017 100 persen work.)

Sementara itu, Perdana Menteri Timor Leste, Mari’i Alkatiri ketika ditemui di kediamannya, Sabtu (28/10), tidak berkomentar banyak. Katanya terserah Pemerintah Indonesia mau untuk dipindahkan atau tetap di Timor Leste.

"Tahun 2002 ada masalah, pada Tahun 2003 Saya berkunjung ke Indonesia, dan soal makam terserah kepada Indonesia, kalau ingin dipindahkan ke Indonesia boleh, kalau mau tetap di Timor Leste juga boleh," ujar Alkatiri.

Pemerintahan Indonesia dan Timor Leste pada Oktober 2016 lalu, telah melakukan rapat bersama di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Pemerintah kedua negara menyepakati bahwa, Taman Makam Pahlawan Indonesia yang tersebar di Timor Leste, akan dikelompokkan di tiga lokasi yakni Dili, Baucau dan di Haliwen Atambua.
sumber : merdeka

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments